Thursday, February 12, 2009

Dewan "Periksa" Rumah Sakit Parikesit

Oleh: Guntur Pribadi


DARI sudut ruangan tampak seorang pasien tertidur lemas. Dengan infus ditangan, pasien sesekali terlihat mengeluh kepada keluarga yang menemaninya. Entah apa yang dirasakan pasien dengan deritanya. Suasana sama juga tampak di ruang-ruang lainnya. Pasien terlihat lebih banyak mendapat perhatian keluarga daripada perawat rumah sakit.


Hari itu, Selasa (10/2), tanpa sepengetahuan pihak rumah sakit, diam-diam, rombongan ’wakil rakyat’ dari DPRD Kukar meninjau rumah sakit yang selama ini kerap disorot pelayanannya. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan nama AM Parikesit ini,dimaklumi pelayanannya memang kurang ramah. Terakhir, rumah sakit ini santer dikabarkan melakukan malpraktik hingga menewasan 2 ibu yang melakukan proses persalinan.

Tak banyak yang tahu ketika itu ada rombongan DPRD Kukar meninjau rumah sakit. Bahkan, laporan dari seorang anggota dewan yang ikut dalam rombongan tersebut, heran melihat pelayanan tamu yang kurang ramah. ”Sapa saja tidak, apalagi senyum,” ungkap Marwan, anggota dewan yang juga Ketua Komisi IV.

Kunjungan anggota DPRD hari itu merupakan kerja inspeksi mendadak (sidak). Berdasarkan laporan masyarakat dan isu berkembang, belakangan tersiar kabar penanganan RSUD AM Parikesit (AMP) terhadap pasien kian tidak memuaskan. Klimaksnya, terungkap berita adanya pelayanan proses persalinan yang tidak ”beres”.

Hari itu, ’wakil rakyat’ mendadak langsung menyorot pelayanan buruk RSUD AMP. Anggota dewan dari Komisi Gabungan ’memeriksa’ rumah sakit. Petugas tampak tercengang dengan kedatangan pejabat legislatif itu. Anehnya lagi, ketika anggota dewan datang, ada pelayan rumah sakit yang cuek dengan kedatangan tamu pejabat. ”Bagaimana ada pelayanan baik, kalau menyambut tamu saja dengan wajah tidak ramah,” tandas Marwan.

Diantara anggota dewan yang ikut dalam rombongan sidak hari itu tampak Abu Bakar Has, Sutopo Gasip, Rusliandi, Yayuk Sehati, Abdul Wahid Katung, Syarifudin, dan termasuk Marwan.

Selain dinilai pelayanan kurang senyum. Pelayan RSUD AMP juga dinilai anggota dewan seperti seorang tentara. Kalau tentara memang bisa diterima bicara tegas dan keras. Tapi kalau pelayan rumah sakit melayani tamu dan pasien bicara tidak ramah, itu sangat sulit diterima. Bahkan pasien pun bisa sulit sembuh dari sakit, jika bicaranya seperti tentara.

Komisi Gabungan tidak saja menyorot soal pelayanan tidak ramah, dugaan malpraktik terhadap proses persalinan, tapi juga pelayanan terhadap pasien dari keluarga miskin (Gakin) menjadi keperihatinan tersendiri bagi wakil rakyat. Betapa tidak, hasil sidak tampak ada pasien Gakin yang dirawat diluar ruangan. Ini tentu sangat menyedihkan. Ditambah kondisi rumah sakit yang kurang ruangan dan perawat.

Usai melakukan sidak. Anggota DPRD kemudian melakukan pertemuan dengan direktur RSUD AMP dr Teguh Widodo di Ruang Ketua DPRD Kukar. Dewan meminta penjelasan hasil laporan masyarakat, termasuk kurang maksimalnya pelayanan rumah sakit.

Dijelaskan dr Teguh, soal laporan dan kurang maksimalnya pelayanan rumah sakit tetap ditanggapi dan akan terus dibenahi. Diakui, memang ada 2 orang ibu, pasien dalam proses persalinan yang meninggal secara berturut-turut dalam dua hari. ”Namun, hasil peninjauan, apa yang dilakukan dalam penanganan proses persalinan tersebut sudah sesuai prosedur kedokteran,” ujar Teguh. ”Tapi kita akan tetap mencari bukti-bukti tertulis jika terjadi adanya dugaan malpraktik”.

Teguh, yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kukar, Abdurrahman, meminta masyarakat agar mengerti tentang prosedur penanganan pasien. Dokter dikontrak untuk menangani pasien sesuai prosedur penanganan kedokteran. Tidak dikontrak untuk menjamin hasil. ”Jadi sangat berbeda dengan sepeda motor yang rusak kemudian dimasukkan bengkel dan keluar bisa bagus. Kalau dikedoteran berbeda, tidak ada jaminan semacam itu,” ucap Widodo kepada wartawan.

Selain itu, persoalan kurangnya jumlah dokter spesialis dan kondisi rumah sakit memang diakui dr Teguh. Harapan agar segera adanya pembangunan rumah sakit daerah yang layak tidak saja dsampaikan dr Teguh dan pemerhati RSUD AMP. Anggota DPRD Kukar pun berharap agar percepatan pembangunan RSUD yang layak dan representatif dapat cepat terwujud, termasuk perlunya perhatian serius pemerintah terhadap kesejahteraan perawat dan dokter rumah sakit. (gu2n)

Ilustrasi: Murdiansyah

No comments:

KILAS CATATAN

Wartawan Bodrex vs Citizen Journalist

DALAM catatan Nasihin Masha, citizen journalism lahir sebagai sebuah perlawanan. Yakni, perlawanan terhadap hegemoni dalam merumuskan dan memaknai kebenaran. Perlawanan terhadap dominasi informasi oleh elite masyarakat. Akhirnya, perlawanan terhadap tatanan peradaban yang makin impersonal (Republika, Rabu, 7/11/2007)....selengkapnya...

Detikcom News

.: KabarIndonesia - Dari Kita Untuk Kita :.