ayah selalu bercerita tentang para pejuang terdahulu
yang tak pantang mundur dan tak gentar timah panas:
hari-hari itu menggetirkan, semua angkat senjata
melawan si mata sipit dan mata biru.
ayah selalu bercerita tentang para pejuang terdahulu
yang berontak melawan penjajah:
hari-hari itu dentum meriam bersahutan
bising pelor berkejaran.
namun, ayah hanya menarik nafas tentang hari-hari ini:
hari-hari yang tak lagi terdengar dentum peluru perang,
hari-hari semua menghirup nafas kemerdekaan.
semua telah menikmatinya,
hasil tumpah darah dan keringat para pejuang:
ada yang terbahak diatas kursi santai dan diruang sejuk,
ada yang berjas kerah putih dan berdasi dengan tampilan necis,
ada yang menjual aset-aset negara,
ada yang menghisap keringat rakyat,
ada yang mengeruk kekayaan bumi atas nama negara,
ada yang mengatasnamakan rakyat untuk jadi penguasa.
semua telah menikmatinya:
menikmati hari-hari yang telah terlupakan.
--------------------------------------------------
Samarinda, 9 Maret 2009
(
--------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment