Gus…
dipenghujung tahun tak bersuara
kudapatkan senandung ayat mengiringimu pergi.
tanpa kata: aku tertunduk pada tumpukan pikiranmu.
Gus...
kau terlalu besar untuk dibesar-besarkan,
mata sejarah pun tak kuasa mengenang jejakmu.
lihatlah! mereka bergemuruh menitikan tangis.
(mengenangmu yang berani dan apa adanya)
Gus...
kau bagai malaikat di negeri mereka,
yang tak lelah membela kaum lemah.
lihatlah! mereka terus berdoa untukmu, gus...
(tak usah kau kerahkan, mereka terus membacakan ayat-ayat Tuhan untukmu)
”Selamat jalan, Gus...dan istirahatlah: biarkan kami yang meneruskan pikiran dan kesederhanaanmu”
-----------------------------------------
Tenggarong, Monday, January 04, 2010
-----------------------------------------
No comments:
Post a Comment