Wednesday, October 24, 2012

Demam Figur Pemimpin yang Merakyat


Oleh: Guntur Pribadi

MUNGKIN tak disadari oleh Jokowi, jika kemenangannya dalam Pilgub Jakarta, beberapa waktu lalu, telah memberikan inspirasi banyak masyarakat untuk mencari figur pemimpin yang tak lagi peduli dan melihat dari mana asal usul serta mesin politik pengusung calon pemimpin tersebut.

Indikasi rakyat tak begitu peduli lagi dengan keberadaan mesin politik ini memang belum bisa dipastikan secara data. Namun, setidaknya, tanda-tanda masyarakat lebih cenderung mencari dan memilih figur pemimpin yang merakyat itu, dapat dilihat dengan keberhasilan Jokowi dan pasangannya menjadi pemenang dalam Pilgub Jakarta.

Politik memang sukar dikalkulasi. Suhu kepentingan dan gesekannya pun tak mudah ditebak akhirnya. Begitu pula, awalnya Jokowi mencalonkan diri sebagai calon gubernur Jakarta, tak banyak yang optimis. Namun, suara rakyat ternyata tak bisa dibendung untuk lebih memilih dan mempercayakan Jokowi-Ahok memimpin kota Jakarta.

Bagaimana bisa, Jokowi sebagai warga pendatang baru mampu memenangkan Pilgub dengan modal, seperti banyak diberitakan, minim dan dari urunan rakyat. Tapi, itulah realitas suara rakyat sebagai suara Tuhan. Bahkan, boleh dikatakan, kemenangan Jokowi mampu membuktikan kekuatan figur yang dicintai rakyat dan merakyat adalah pilihan yang sebenar-benarnya keinginan rakyat, bukan keinginan kekuatan kelompok, golongan, atau perorangan tertentu.

Mungkin itu, saat ini ada “demam” yang begitu menjalar di opini publik hampir di segala daerah di negeri ini tentang eksistensi pemimpin yang semestinya harus dipilih dan dipercaya. Memang bukan hal mudah kemudian untuk mencari figur pemimpin yang “pas mantap” dihati dan akal sehat pemilih. Selain karena sukarnya mencirikan figur yang merakyat, disisi lain juga kelangkaan stok figur yang benar-benar memiliki kualitas memimpin tidaklah mudah dicari.

Kesukaran mencirikan figur ini bisa saja disebabkan karena oleh tidak begitu banyaknya informasi yang didapat masyarakat tentang kategori pemimpin yang semestinya bisa dipilih. Hal itu karena, lebih banyaknya pemilih terjebak pada arus pengiklanan sosok pemimpin daripada melihat latarbelakang dan prestasi sosok calon pemimpin.

Kemudian, kelangkaan stok figur juga disebabkan kurangnya sosialisasi figur-figur calon pemimpin yang sebenarnya di negeri ini banyak, jika ingin dicari. Jumlah penduduk negeri ini sekitar 250 juta jiwa, tentu tidaklah mungkin kita tak memiliki banyak stok calon-calon pemimpin. Sama seperti halnya di Kaltim, dari jumlah masyarakat sekitar 3,5 juta jiwa, kita punya banyak stok calon-calon pemimpin yang bisa ditampilkan dan diandalkan untuk memimpin serta mengelola kekayaan daerah.

Tentu sangat disayangkan jika kita salah menampilkan calon pemimpin, apalagi hingga salah memilih. Sebuah perubahan itu sangat membutuhkan kekuatan energi positif. Dan sangat mustahil sebuah perubahan datang dan ada, jika pemimpin yang kita pilih tak memiliki kapabilitas dan kualitas memimpin, serta loyalitas kepada masyarakat. Apalagi jika sang pemimpin, memimpin hanya mementingkan keinginan pribadi, kelompok, dan golongannya. Jika demikian yang terjadi, maka sangat dipastikan tak ada perubahan yang bisa diharapkan.

Disinilah pada akhirnya dibutuhkan kesadaran masyarakat pemilih agar menggunakan hak-haknya dalam setiap pemilihan pemimpin dan wakil rakyat dengan pendekatan rasionalitas dan kebutuhan realitas. Bukan memilih berdasarkan tekanan, rayuan politik uang, apalagi kepentingan kelompok yang lebih cenderung mengabaikan kepentingan dan kebutuhan masyarakat lebih luas.

*) Tulisan penulis ini pernah pula diterbitkan Koran Harian Tribun Kaltim pada Rabu, 24 Oktober 2012,  hlm. 7.

No comments:

KILAS CATATAN

Wartawan Bodrex vs Citizen Journalist

DALAM catatan Nasihin Masha, citizen journalism lahir sebagai sebuah perlawanan. Yakni, perlawanan terhadap hegemoni dalam merumuskan dan memaknai kebenaran. Perlawanan terhadap dominasi informasi oleh elite masyarakat. Akhirnya, perlawanan terhadap tatanan peradaban yang makin impersonal (Republika, Rabu, 7/11/2007)....selengkapnya...

Detikcom News

.: KabarIndonesia - Dari Kita Untuk Kita :.